Kecamatan Dongko

Hasil kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan Tahun Anggaran 2011 Kecamatan Dongko desa Dongko usulan kegiatan jembatan dengan volume : 11 x 3 x 4,5 m dengan total biaya pnpm Rp. 242.352.000,- dan swadaya masyarakat Rp. 36.010.000,-

Kecamatan Tugu

Hasil kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan Tahun Anggaran 2010 Kecamatan Tugu desa Ngepeh usulan kegiatan Gedung TK dengan volume : 12 x 6 m dengan total biaya pnpm Rp. 145.749.000,- dan swadaya masyarakat Rp. 2.450.000,-

Kecamatan Bendungan

Hasil kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan Tahun Anggaran 2011 Kecamatan Bendungan desa Masaran usulan kegiatan Rabat Beton dengan volume : 1.115 x 3 x 0,1 m dengan total biaya pnpm Rp. 180.500.000,- dan swadaya masyarakat Rp. 2.015.000,-

Kecamatan Durenan

Hasil kegiatan OPEN MENU Tahun Anggaran 2010 Kecamatan Durenan desa Durenan usulan kegiatan Pelatihan Peningkatan keterampilan Budi Daya Jamur Tiram dengan total biaya pnpm Rp. 19.267.900,- dan swadaya masyarakat Rp. 20.000.000,-

Kecamatan Gandusari

Hasil kegiatan PNPM Generasi Tahun Anggaran 2010 Kecamatan Gandusari desa Sukorejo usulan kegiatan Pemberian PMT Posyandu dengan total biaya pnpm Rp. 17.952.000,-

Minggu, 09 Agustus 2015

PUBLIKASI PENDAMPING DESA

Kamis, 11 September 2014

Merajut mimpi dari PKUEKP


Berawal dari kesamaan hobi dalam hal jahit menjahit, lima orang  ibu ibu yang berada di dusun Krajan Desa Kembangan berinisiatif mengajukan usulan pelatihan kapasitas usaha kelompok perempuan. Ibu ibu ini  mempunyai kemampuan dasar menjahit, ada yang sudah membuka jahitan dirumah, ada yang pernah kursus namun putus ditengah jalan,ada yang tidak mempunyai peralatan dirumah sehingga ketrampilan yang dimiliki tidak tersalurkan, ada pula yang biasa membantu di salah satu anggota ketika ada tetangga yang menjahitkn baju.  Dalam penggalian gagasan kelompok perempuan usulan tersebut menjadi salah satu prioritas usulan dalam pengaajuan kegiatan di Program PNPM Mandiri Perdesaan.
Melalui kegiatan PKUEKP sebagai usulan pengganti SPP PNPM Mandiri Pedesaan tahun anggaran 2013 kelompok yang menamai dirinya Kelompok “Lima Sekawan” ini mendapatkan pelatihan modes bekerja sama dengan LPK TATIK di Salamrejo Karangan. Memilih LPK Tatik karena peserta didik di LPK Tatik akan mendapatkan ujian Negara yang pada Uji  Kompetensinya diakui di Jawa Timur. Peserta didik akan dilepas ketika mereka benar benar menguasai materi ajar, dan terus dibimbing untuk mendapatkan kemitraan setelah mereka lulus.  Mereka mendapat pelatihan ketrampilan  dasar sampai dengan tingkat mahir selama 4 bulan mulai bulan September sampai dengan Desember 2013, dan di akhir bulan Desember Alhamdulillan  kelompok Lima Sekawan lulus dalam uji kompetensi standar Nasional. Selain mendapatkan pelatihan kelompok Lima Sekawan ini mendapat bantuan berupa mesin jahit  dan mesin obras,.  
Di sebuah  rumah yang asri dan tenang , di RT 10 RW 05 Dusun Krajan tepatnya di rumah Ibu Siti Nurjanah, peralatan tersebut diletakkan.  Rumah tersebut sekaligus sebagai base camp ibu ibu ketika berkumpul dan beraktifitas. Setelah pelatihan ibu ibu ini sering berkumpul disini. Minimal satu bulan sekali mgadakan pertemuan rutin yang didampingi oleh FK dan UPK  PNPM Mandiri Perdesaan, sedangkan aktifitas menjahit dilakukan bersama hampir setiap hari berkumpul.
Kelompok Lima sekawan ini bersepakat merintis usaha bersama,  melakukan kegitan kelompok mengumpulkan  modal  dengan iuran wajib Rp. 228.000,- per anggota hingga terkumpul modal Rp. 1.219.000,-. Dalam buku kaskelompok tercatat uang tersebut pada kegiatan awal dibelikan kain dan bahan bahan lain sebagai bahan modal pertama. Kelompok ini membeli bahan seprei, bahan baju dan juga menerima jasa menjahit dari tetangga sekitar. Mereka membeli bahan seprei karena banyak yang pesan. Jika ada tetangga yang menginginkan permak pakaianpun mereka terima. Harga yang mereka bandrol relative murah. Harga bawahan satu rok panjang mereka bandrol Rp.60.000,- Harga yang relative murah jika dibandingkan di pasar atau di toko “Memang kami patok harga yang miring, untuk awal produksi……biar dikenal dulu,  banyak yang tertarik dan datang………….itung itung buat promosi…” begitu Bu Siti salah satu anggota memberi alasan. Memang di Desa salah satu media promosi adalah sarana getok tular antar tetangga. Sekarang mereka mencoba untuk menyulam dan menghias jilbab. Kelompok membeli jilbab polos di pasar kemudian menghias dengan berbagai macam motif dan corak, namun di awal mereka mencoba hasilnya masih agak kasar sehingga perlu peningkatan ketrampilan.  Diharapkan dari menghias, menyulam kerudung/jilbab polos mampu meningkatkan nilai jual kerudung tersebut. “ Lumayan biasa buat tambahan beli bumbu dapur…………” seloroh Bu Daryati sambil tersenyum. Merajut mimpi…………meniti asa.
Kelompok menjahit PKUEKP "Lima Sekawan" Desa Kembangan

Jumat, 07 Maret 2014

KPK-PNPM Dukung Gerakan Nol Korupsi

Minggu, 02 Maret 2014

PNPM BUAT POSYANDU PANGGUL BERGAIRAH

Kecamatan Panggul adalah salah satu dari 13 ( Tiga Belas ) kecamatan di Kabupaten Trenggalek Propinsi Jawa Timur yang mendapatkan PNPM Mandiri Perdesaan. Kecamatan Panggul terdiri dari 17 ( tujuh belas ) desa yang secara Geografis Kecamatan Panggul berada di lereng pegunungan dan pesisir pantai selatanKecamatan Panggul sebagai lokasi Program Pengembangan Kecamatan ( PPK ) / PNPM Mandiri Perdesaan) sejak tahun 2007. Jika dilihat dari letak geografis, Program PNPM Mandiri diperdesaan sangat dibutuhkan. Harapannya dengan adanya program ini dapat meningkatkan mutu SDM melalui kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan, peningkatan ketrampilan usaha ekonomi, penambahan modal simpan pinjam untuk kelompok perempuan (SPP), pembangunan prasarana dan sarana sosial dasar.
Namun demikian pelaksanaan Program PNPM Mandiri diperdesaan yang selama ini dilaksanakan masih terfokus pada kegiatan pembangunan prasarana dan sarana sosial dasar. Hal ini tidak bisa dipungkiri mengingat kondisi geografis Kecamatan Panggul berada di lereng pegunungan dan pesisir pantai selatan, yang tentunya sangat membutuhkan prasarana dan sarana sosial dasar terutama jalan rabat beton. Akan tetapi kalau dilihat dari kondisi sosial masyarakat yang ada, Kecamatan Panggul sangat membutuhkan kegiatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan. Karena berdasarkan data hasil evaluasi dari Dinas Kesehatan, tingkat kehadiran bayi dan balita atau D/S pada kegiatan posyandu sangat rendah bila dibandingkan dengan Kecamatan yang lainnya. Sehingga dengan rendahnya tingkat kehadiran pada kegiatan posyandu berbanding lurus dengan tingginya penderita gizi buruk yang ada di Kecamatan panggul.
Melihat kondisi tersebut membuat para ibu-ibu yang tergabung dalam PKK Desa menjadi tergerak hatinya untuk mencari solusi. Pucuk dicinta, ulam tiba. Pada kesempatan Musyawarah Desa Perencanaan (MDP) PNPM-MPd Tahun Anggaran 2013 dilaksanakan kelompok ibu-ibu kompak dan sepakat mengusulkan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk bayi dan balita. Bak gayung bersambut, akhirnya usulan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bisa diterima dan disepakati oleh forum Musdes.
Pada Tahun Anggaran 2013, dari 17 Desa yang ada di Kecamatan Panggul, ada 4 Desa yang mendapatkan kegiatan PMT, yakni Desa Depok Rp 10.650.000, Karangtengah Rp. 8.880.000, Barang Rp. 4.260.000 dan Sawahan Rp. 6.630.000. Dengan adanya pendanaan untuk kegiatan tersebut kegiatan posyandu/timbangan bayi dan balita menjadi hidup kembali, para orang tua pun sangat antusias membawa bayi dan balitanya untuk datang ke posyandu. Karena selain mendapatkan pengarahan tentang kesehatan, bayi dan balita juga mendapatkan bingkisan Makanan Tambahan yang didanai dari PNPM-MPd. Dari hasil evaluasi Tri Wulan I bersama kader posyandu dan bidan Desa, dengan adanya kegiatan PMT hasilnya sangat positif. Tingkat kehadiaran bayi dan balita pada kegiatan posyandu atau D/S nya meningkat dari rata-rata 40-60%, setelah adanya kegiatan PMT tingkat kehadiran rata-rata naik 80-100%. “Al-hamdulillah Mas (Fasilitator Kecamatan) dengan adanya program PMT ini tingkat kehadiran bayi dan balita atau D/S di Desa kami menjadi naik, terima kasih PNPM....” ujar bidan Desa pada saat evaluasi Tri Wulan I.
Melihat kondisi tersebut, tentunya membuat iri hati kelompok ibu-ibu yang mengelola kegiatan posyandu di Desa yang lainnya, maka pada saat pelaksanaan Musdes Perencanaan (MD4) kelompok ibu-ibu kompak dan sepakat untuk mengusulkan kegiatan PMT. Dan dari hasil MD 4 yang telah dilaksanakan, dari 17 Desa di Kecamatan Panggul sekitar 14 Desa mengusulkan kegiatan PMT untuk bisa didanai dari PNPM-MPd yang pada Tahun Anggaran 2014 ini alokasi BLM untuk Kecamatan Panggul sebesar 3 Milliar. Dengan besarnya alokasi BLM pada Tahun ini, tentunya semua berharap agar semua Desa yang mengusulkan kegiatan PMT bisa terdanai semuanya, agar adanya peningkatan pelayanan kesehatan pada bayi dan balita yang ada di Kecamatan Panggul.
By Nur Huda FK Kecamatan Panggul.

Sabtu, 01 Maret 2014

AIR BERSIH MENGALIR, PNPM PEMBAWA BERKAH

Sudah berpuluh-puluh tahun warga dusun Bonpal dan dusun Pingit Kidul desa Gador Kecamatan Durenan kabupaten Trenggalek setiap musim kemarau kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Hal ini karena secara geografis letak dua dusun ini sudah merupakan dataran tinggi namun lokasinya masih cukup jauh dari hutan dan sumber mata air. Air dari sumber mata air pegunungan tidak sampai menjangkau di dua dusun tersebut. Saat musim hujan warga menampung air hujan di bak-bak penampungan untuk kebutuhan sehari-hari. Saat musim kemarau warga hanya mengandalkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan air. Satu-satunya sungai yang ada letaknya dibawah dusun Bonpal dan dusun Pingit kidul. Warga harus menuruni jalan setapak sejauh 500 m untuk mengambil air, mandi dan mencuci. Saat musim kemarau panjang sungai kering, satu-satunya harapan tinggalah bantuan air bersih dari pemerintah yang dikirim dengan mobil tangki.
Cerita pilu ini berakhir saat Tim Pengelola Kegiatan (TPK) PNPM Mandiri perdesaan desa Gador berhasil menyelesaikan kegiatan Sarana Air Bersih di dusun Pingit Kidul pada awal tahun 2011. Usulan kegiatan sarana air bersih ini merupakan usulan utama dari dusun Bonpal dan Pingit kidul saat tim PNPM desa Gador melaksanaan penggalian gagasan di tiap dusun. Tim menemukan satu potensi sumber air yang letaknya di wilayah bagian bawah dari dusun Pingit Kidul, yakni ada satu sumur yang sudah teruji bertahun tahun tidak pernah kering meskipun saat kemarau panjang. Namun permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana mengalirkan air ini ke dusun Bonpal dan Pingit kidul karena posisi dua dusun tersebut diatas sumber mata air.
Untuk dapat mengaliri dusun Bonpal dan dusun Pingit kidul tentu letak bak penampungan air haruslah berada ditempat yang paling tinggi di dusun Pingit kidul. Setelah menentukan tempat bak penampungan air, tim mengukur jarak antara mata air dan bak penampungan adalah 400m. Beda tinggi (vertikal) antara mata air dan bak penampungan adalah 70 m, pengukuran dilakukan manual dengan selang timbang dan meteran.
Dari hasil konsultasi dengan Fasilitator teknik kecamatan di dapatkan hasil bahwa untuk pemompaan air dengan beda ketinggian tersebut bisa dilaksanakan salah satunya menggunakan pompa submersibel. Tim melakukan survey ke beberapa distributor pompa submersibel di Tulungagung dan Blitar  namun belum di dapat informasi yang pasti mengenai spesifikasi pompa yang bisa digunakan. Setelah konsultasi ke PT. Grundfos Indonesia perwakilan Surabaya di dapat informasi spesifikasi pompa submersibel yang tepat sesuai kondisi yang ada di dusun Pingit yakni tipe SQ3. Sayangnya tipe tersebut barangnya  tidak tersedia, jadi harus inden ke pabrik di Denmark sehingga pemesanan membutuhkan waktu 3 bulan.
Satu hal yang lumayan menyita energi tim adalah saat survey awal. Untuk mendapatkan data beda tinggi  (vertikal) antar pathok jalur pipa distribusi air sepanjang 3 km, dilakukan dengan cara manual menggunakan selang timbang dan meteran. Untuk mendapatkan hasil yang akurat pengukuran dilakukan dua kali dengan didampingi Fasilitator Teknik Kecamatan.
Setelah pekerjaan TPK selesai dan air sudah mengalir, dengan swadaya pengadaan pipa, water meter dan kran warga bisa mengakses layanan air bersih ke rumah masing-masing. Saat ini terdapat 110 Kepala Keluarga (KK) dari dusun Bonpal dan Pingit Kidul menikmati sarana air bersih yang dibangun PNPM Mandiri Perdesaan. Biaya yang dibebankan ke warga cukup ringan, yakni mulai Rp. 16.500 per bulan. Untuk pemakaian dalam kapasitas besar ada tambahan beban pembayaran yang dihitung sesuai dengan jumlah kubikasi air yang dipakai. Tentu beban biaya ini cukup murah dan terjangkau oleh kemampuan warga. Setelah TPK melaksanakan kegiatan Musyawarah Desa Serah Terima (MDST), pengelolaan sarana air bersih yang telah dibangun dilaksanakan oleh  Tim Pengelola Pemeliharaan Prasarana (TP3)  yang bertanggungjawab kepada pemerintahan desa Gador. Sebagian hasil digunakan untuk pemeliharaan dan penambahan jaringan sehingga beberapa warga dusun Krajan bisa ikut menikmati sarana air bersih murah yang dibangun PNPM Mandiri Perdesaan.
Dampak positif dari adanya bangunan sarana air besih ini selain meningkatnya taraf kesehatan warga juga terjadi peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat. Beberapa lapangan pekerjaan baru muncul di dusun Bonpal dan Pingit Kidul, diantaranya adanya pedagang makanan dan minuman, dan home industri pembuatan batu bata. Sebagian besar pembuatan batu bata dilaksanakan ibu-ibu sebagai usaha sampingan membantu menambah penghasilan suami untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Untuk menambah modal usaha kelompok ibu-ibu dusun bonpal mengajukan bantuan pinjaman modal melalui program kegiatan SPP Perguliran ke UPK PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Durenan. Hingga saat ini tercatat ada 5 kelompok SPP perguliran di dusun Bonpal desa Gador.
 Warga dusun Bonpal dan dusun Pingit Kidul merasakan betul manfaat dari adanya kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di desa Gador. Salah seorang warga bernama Lasirin yang berprofesi sebagai pedangan bakso keliling mengungkapkan, “ PNPM mendatangkan keberkahan kepada keluarga kami. Untuk keperluan air bersih kini kami tinggal putar kran, tidak perlu mengambil dari jauh. Untuk penambahan modal kami mendapatkan bantuan pijaman SPP dengan jasa yang sangat ringan bahkan tidak perlu jaminan. Alhamdulillah usaha kami sekarang lebih lancar. Terimakasih PNPM “.

Penulis :  Nurrofiq FK Bendungan

Senin, 03 Februari 2014

SURPLUS UPK SEMAKIN BESAR

Pada akhir tahun 2013 seluruh pengurus UPK di Kabupaten Trenggalek melakukan tutup buku, dari proses tutup buku tercatat jumlah surplus mencapai Rp 3.466.826.617 atau naik 24 % dibanding tahun 2012 yang hanya mencapai Rp 2.800.992.785 Kondisi surplus taahun 2013 dimaasing-masing UPK adalah ;

KECAMATAN
JUMLAH SURPLUS
 TH 2012 
 TARGET    TH 2013 
CAPAIAN  2013 
 PROSENTASE
 Karangan
     308.518.956
   285.285.800
             364.045.015
128%
 Suruh
     135.058.854
   223.706.250
             251.093.624
112%
 Panggul
     386.283.110
   412.687.000
             434.870.845
105%
 Tugu
     172.016.810
   149.923.000
             171.974.057
115%
 Pogalan
        87.906.189
   157.041.250
             139.262.190
89%
 Munjungan
     270.081.235
   323.875.000
             309.059.740
95%
 Kampak
     180.866.274
   196.966.976
             199.326.267
101%
 Bendungan
     134.867.317
   158.916.000
             231.285.070
146%
 Dongko
     472.954.106
   499.028.000
             580.037.760
116%
 Pule
     433.354.291
   455.655.200
             465.109.687
102%
 Durenan
        95.753.457
   103.026.600
             117.657.227
114%
 Watulimo
        61.962.519
   118.009.980
             106.185.807
90%
 Gandusari
        61.369.667
     92.139.500
               96.919.328
105%
 JUMLAH
  2.800.992.785
    3.176.260.556
          3.466.826.617
109%

Sesuai dengan petunjuk teknis  operasional pada penjelasan X disebutkan bahwa surplus UPK dapat dialokasikan untuk kelembagaan maksimal 10 %, dana sosial bagi RTM minimal 15 %, bonus UPK makismal 5 % atau 2 kali gaji (mana yang lebih kecil), dan pemupukan modal mininal 50 %.
Proses pengalokasian dana surplus dilakukan dan ditetapkan dalam Forum MAD Tahunan/ MAD Tutup buku yan g khusus dilakukan untuk itu. Di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2014 ini pelaksanaan MAD dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Tim Fasilitator Kabupaten yaitu mulai tanggal 7 Januari hingga tanggal 30 Januari 2014.
Sebelum MAD Tahunan dilakukan pada tanggal 3 – 25 Januari 2014, masing-masing kelembagaan di kecamatan dilakukan pendampingan Perencanaan Kegiatan dan Keuangan oleh Faskeu dan Faskab.  Hal-hal yang dibahas selama proses pendampingan adalah Penyusunan Rencana Kerja yang terlebih dahulu dilakukan penjabaran Rencana Strategis Kelembagaan, dan penyusunan perencanaan keuangan mulai dari penyusunan alokasi surplus (kelembagaan, dana sosial, surplus UPK dan pemupukan modal), juga perencanaan Rencana Anggaran Biaya (RAB) operasional UPK.  Dalam penyusunan rencana keuangan UPK direncanakan juga rencana penyaluran dana bergulir dan target capaian surplus tahun 2014. Semoga rencana capaian surplus di tahun 2014 ini akan sukses seperti tahun tahun 2013, dengan tetap ikhlas, semangat, displin, dikelola secara terbuka dan jujur, menjauhkan diri dari tindakan korupsi dan selalu kerja, kerja dan kerja. Alloh SWT akan meridhoi kerja keras kita.
Cak Noer – Faskab Pemberdayaan

Rabu, 08 Januari 2014

LOKAKARYA DAN PELATIHAN BKAD

BKAD sebagai sebuah lembaga yang dibentuk atas dasar kesepakatan antar desa di satu wilayah dalam satu kecamatan dengan tujuan untuk melindungi dan melestarikan hasil-hasil PNPM – MP sangat  dituntut supaya mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi).
Hal itu dikarenakan kemanfaatan hasil PNPM – MP tersebut agar dapat eksis  dengan optimal dan maksimal secara continue di tengah-tengah masyarakat sebagai pemanfaat langsung dari setiap programnya. Sebagai badan kerjasama antar desa, fungsi perencanaan strategis, pengelolaan kegiatan, pengawasan dan evaluasi kinerja telah menjadi tupoksi yang benar-benar harus di realisasikan. 
Dengan tugasnya sebagai pihak pemerhati social tersebut diatas, tentunya harus diiringi pula kompetensi dari setiap pengurusnya. Baik hal itu mulai dari tentang strategi rencana pengembangan hasil program sampai pada evaluasi kinerja lembaga pengelola kegiatan dalam pengelolaan program tersebut. Permasalahan yang semakin bermunculan dalam dinamika kerjanya dan keterbatasan kemampuan setiap pengurus BKAD menjadi kendala dalam hal ini.
 Kompetensi setiap pengurus dalam melaksanakan tupoksinya yang harus di miliki itu hanya bisa dipenuhi melalui pelatihan, baik tentang peningkatan kapasitas pengurus dengan kompetensinya yang dirasa lemah dan kurang kompeten dalam melaksanakan setiap tugasnya maupun tentang pengembangan kelembagaan BKAD itu sendiri.
Kegiatan Lokakarya dan pelatihan ini memiliki tujuan Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pengurus BKAD dan kelembagaan lainnya dalam pengeloaan dan pengembangan kelembagaan. Hasil dari kegiatan ini adalah kelembagaan di kecamatan yaitu BKAD, UPK dan BP-UPK memiliki rencana strategis dan rencana kerja. Rencana Strategis yang disusun dikembangkan melalui kegiatan analisis SWOT, dari hasil hasil analisis SWOT ini untuk selanjutnya dikembangkan menjadi Rencana Strategis kelembagaan sebagai bentuk rencana jangka menengah kelembangaan. Pada penyusunan rencana kerja (renja) kelembagaan mengembangkan dari rencana strategis.
Lokakarya dan pelatihan BKAD dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 8 dan 9 Januari 2014 bertempat di Balai Diklat Aparatur Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Kegiatan Tanggal 8 Januari 2014 diikuti oleh BKAD, BP-UPK dan FK  Kecamatan Panggul, Dongko, Pule, Karangan, Bendungan, Munjungan dan pada tanggal 9 Januari 2014 diikuti Kecamatan Suruh, Tugu, Pogalan, Durenan, Gandusari, Kampak, Watulimo. Materi yang dibahas pada kegiatan ini adalah Peran BKAD dalam pemantauan pelaksanaan dan pemeliharaan sarana/prsarana, Evaluasi Pengelolaan dana Bergulir, Persiapan MAD tahunan, Penyusunan Renstra dan Renja Kelembagaan, Diskusi penyusunan Renstra dan Renja Kelembagaan. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah tersusunnya Rencana Strategis dan Rencana Kerja Kelembagaan. 
(Caknoer Fas-Kab Pemberdayaan Kab. Trenggalek)