Minggu, 09 Agustus 2015
Kamis, 11 September 2014
Merajut mimpi dari PKUEKP
21.28
1 comment
Berawal dari kesamaan hobi dalam
hal jahit menjahit, lima orang ibu ibu
yang berada di dusun Krajan Desa Kembangan berinisiatif mengajukan usulan
pelatihan kapasitas usaha kelompok perempuan. Ibu ibu ini mempunyai kemampuan dasar menjahit, ada yang
sudah membuka jahitan dirumah, ada yang pernah kursus namun putus ditengah
jalan,ada yang tidak mempunyai peralatan dirumah sehingga ketrampilan yang
dimiliki tidak tersalurkan, ada pula yang biasa membantu di salah satu anggota
ketika ada tetangga yang menjahitkn baju.
Dalam penggalian gagasan kelompok perempuan usulan tersebut menjadi
salah satu prioritas usulan dalam pengaajuan kegiatan di Program PNPM Mandiri Perdesaan.
Melalui
kegiatan PKUEKP sebagai usulan pengganti SPP PNPM Mandiri Pedesaan tahun
anggaran 2013 kelompok yang menamai dirinya Kelompok “Lima Sekawan” ini
mendapatkan pelatihan modes bekerja sama dengan LPK TATIK di Salamrejo
Karangan. Memilih LPK Tatik karena peserta didik di LPK Tatik akan mendapatkan
ujian Negara yang pada Uji Kompetensinya
diakui di Jawa Timur. Peserta didik akan dilepas ketika mereka benar benar
menguasai materi ajar, dan terus dibimbing untuk mendapatkan kemitraan setelah
mereka lulus. Mereka mendapat pelatihan
ketrampilan dasar sampai dengan tingkat
mahir selama 4 bulan mulai bulan September sampai dengan Desember 2013, dan di
akhir bulan Desember Alhamdulillan
kelompok Lima Sekawan lulus dalam uji kompetensi standar Nasional. Selain
mendapatkan pelatihan kelompok Lima Sekawan ini mendapat bantuan berupa mesin
jahit dan mesin obras,.
Di sebuah rumah yang asri dan tenang , di RT 10 RW 05 Dusun Krajan tepatnya
di rumah Ibu Siti Nurjanah, peralatan tersebut diletakkan. Rumah tersebut sekaligus sebagai base camp
ibu ibu ketika berkumpul dan beraktifitas. Setelah pelatihan ibu ibu ini sering
berkumpul disini. Minimal satu bulan sekali mgadakan pertemuan rutin yang
didampingi oleh FK dan UPK PNPM Mandiri Perdesaan, sedangkan
aktifitas menjahit dilakukan bersama hampir setiap hari berkumpul.
Kelompok Lima
sekawan ini bersepakat merintis usaha bersama,
melakukan kegitan kelompok mengumpulkan
modal dengan iuran wajib Rp.
228.000,- per anggota hingga terkumpul modal Rp. 1.219.000,-. Dalam buku
kaskelompok tercatat uang tersebut pada kegiatan awal dibelikan kain dan bahan
bahan lain sebagai bahan modal pertama. Kelompok ini membeli bahan seprei,
bahan baju dan juga menerima jasa menjahit dari tetangga sekitar. Mereka
membeli bahan seprei karena banyak yang pesan. Jika ada tetangga yang
menginginkan permak pakaianpun mereka terima. Harga yang mereka bandrol
relative murah. Harga bawahan satu rok panjang mereka bandrol Rp.60.000,- Harga
yang relative murah jika dibandingkan di pasar atau di toko “Memang kami patok
harga yang miring, untuk awal produksi……biar dikenal dulu, banyak yang tertarik dan datang………….itung
itung buat promosi…” begitu Bu Siti salah satu anggota memberi alasan. Memang
di Desa salah satu media promosi adalah sarana getok tular antar tetangga. Sekarang
mereka mencoba untuk menyulam dan menghias jilbab. Kelompok membeli jilbab
polos di pasar kemudian menghias dengan berbagai macam motif dan corak, namun
di awal mereka mencoba hasilnya masih agak kasar sehingga perlu peningkatan
ketrampilan. Diharapkan dari
menghias, menyulam kerudung/jilbab polos mampu meningkatkan nilai jual
kerudung tersebut. “ Lumayan biasa buat tambahan beli bumbu dapur…………” seloroh
Bu Daryati sambil tersenyum. Merajut mimpi…………meniti asa.
Kelompok menjahit PKUEKP "Lima Sekawan" Desa Kembangan
Jumat, 07 Maret 2014
Minggu, 02 Maret 2014
PNPM BUAT POSYANDU PANGGUL BERGAIRAH
17.47
No comments
Kecamatan Panggul adalah salah satu dari 13 ( Tiga
Belas ) kecamatan di Kabupaten Trenggalek Propinsi Jawa Timur yang mendapatkan
PNPM Mandiri Perdesaan. Kecamatan Panggul terdiri dari 17 ( tujuh belas ) desa yang secara Geografis Kecamatan Panggul berada di lereng pegunungan dan pesisir pantai selatan. Kecamatan Panggul sebagai lokasi Program
Pengembangan Kecamatan ( PPK ) / PNPM Mandiri Perdesaan) sejak tahun 2007. Jika dilihat dari letak geografis, Program PNPM Mandiri diperdesaan sangat dibutuhkan. Harapannya dengan
adanya program ini dapat meningkatkan mutu SDM melalui kegiatan peningkatan
pelayanan kesehatan dan pendidikan, peningkatan ketrampilan usaha ekonomi,
penambahan modal simpan pinjam untuk kelompok perempuan (SPP), pembangunan
prasarana dan sarana sosial dasar.
Namun demikian pelaksanaan Program PNPM Mandiri diperdesaan yang selama ini
dilaksanakan masih terfokus pada kegiatan pembangunan prasarana dan sarana
sosial dasar. Hal ini tidak bisa dipungkiri mengingat kondisi geografis Kecamatan
Panggul berada di lereng pegunungan dan pesisir pantai selatan, yang tentunya
sangat membutuhkan prasarana dan sarana sosial dasar terutama jalan rabat
beton. Akan tetapi kalau dilihat dari kondisi sosial masyarakat yang ada,
Kecamatan Panggul sangat membutuhkan kegiatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan. Karena berdasarkan data hasil evaluasi dari Dinas
Kesehatan, tingkat kehadiran bayi dan balita atau D/S pada kegiatan posyandu
sangat rendah bila dibandingkan dengan Kecamatan yang lainnya. Sehingga dengan
rendahnya tingkat kehadiran pada kegiatan posyandu berbanding lurus dengan
tingginya penderita gizi buruk yang ada di Kecamatan panggul.
Melihat kondisi tersebut membuat para ibu-ibu yang tergabung dalam PKK Desa
menjadi tergerak hatinya untuk mencari solusi. Pucuk dicinta, ulam tiba. Pada
kesempatan Musyawarah Desa Perencanaan (MDP) PNPM-MPd Tahun Anggaran 2013
dilaksanakan kelompok ibu-ibu kompak dan sepakat mengusulkan kegiatan Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) untuk bayi dan balita. Bak gayung bersambut, akhirnya
usulan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bisa diterima dan disepakati
oleh forum Musdes.
Pada Tahun Anggaran 2013, dari 17 Desa yang ada di Kecamatan Panggul, ada 4
Desa yang mendapatkan kegiatan PMT, yakni Desa Depok Rp 10.650.000,
Karangtengah Rp. 8.880.000, Barang Rp. 4.260.000 dan Sawahan Rp. 6.630.000.
Dengan adanya pendanaan untuk kegiatan tersebut kegiatan posyandu/timbangan
bayi dan balita menjadi hidup kembali, para orang tua pun sangat antusias
membawa bayi dan balitanya untuk datang ke posyandu. Karena selain mendapatkan
pengarahan tentang kesehatan, bayi dan balita juga mendapatkan bingkisan
Makanan Tambahan yang didanai dari PNPM-MPd. Dari hasil evaluasi Tri Wulan I
bersama kader posyandu dan bidan Desa, dengan adanya kegiatan PMT hasilnya
sangat positif. Tingkat kehadiaran bayi dan balita pada kegiatan posyandu atau
D/S nya meningkat dari rata-rata 40-60%, setelah adanya kegiatan PMT tingkat
kehadiran rata-rata naik 80-100%. “Al-hamdulillah Mas (Fasilitator Kecamatan)
dengan adanya program PMT ini tingkat kehadiran bayi dan balita atau D/S di
Desa kami menjadi naik, terima kasih PNPM....” ujar bidan Desa pada saat
evaluasi Tri Wulan I.
Melihat kondisi tersebut, tentunya membuat iri hati kelompok ibu-ibu yang
mengelola kegiatan posyandu di Desa yang lainnya, maka pada saat pelaksanaan
Musdes Perencanaan (MD4) kelompok ibu-ibu kompak dan sepakat untuk mengusulkan
kegiatan PMT. Dan dari hasil MD 4 yang telah dilaksanakan, dari 17 Desa di
Kecamatan Panggul sekitar 14 Desa mengusulkan kegiatan PMT untuk bisa didanai
dari PNPM-MPd yang pada Tahun Anggaran 2014 ini alokasi BLM untuk Kecamatan
Panggul sebesar 3 Milliar. Dengan besarnya alokasi BLM pada Tahun ini, tentunya
semua berharap agar semua Desa yang mengusulkan kegiatan PMT bisa terdanai
semuanya, agar adanya peningkatan pelayanan kesehatan pada bayi dan balita yang
ada di Kecamatan Panggul.
Sabtu, 01 Maret 2014
AIR BERSIH MENGALIR, PNPM PEMBAWA BERKAH
17.58
No comments
Sudah berpuluh-puluh tahun warga dusun
Bonpal dan dusun Pingit Kidul desa Gador Kecamatan Durenan kabupaten Trenggalek
setiap musim kemarau kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Hal ini karena
secara geografis letak dua dusun ini sudah merupakan dataran tinggi namun
lokasinya masih cukup jauh dari hutan dan sumber mata air. Air dari sumber mata
air pegunungan tidak sampai menjangkau di dua dusun tersebut. Saat musim hujan
warga menampung air hujan di bak-bak penampungan untuk kebutuhan sehari-hari.
Saat musim kemarau warga hanya mengandalkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan
air. Satu-satunya sungai yang ada letaknya dibawah dusun Bonpal dan dusun
Pingit kidul. Warga harus menuruni jalan setapak sejauh 500 m untuk mengambil
air, mandi dan mencuci. Saat musim kemarau panjang sungai kering, satu-satunya
harapan tinggalah bantuan air bersih dari pemerintah yang dikirim dengan mobil
tangki.
Cerita pilu ini berakhir saat Tim
Pengelola Kegiatan (TPK) PNPM Mandiri perdesaan desa Gador berhasil menyelesaikan
kegiatan Sarana Air Bersih di dusun Pingit Kidul pada awal tahun 2011. Usulan kegiatan
sarana air bersih ini merupakan usulan utama dari dusun Bonpal dan Pingit kidul
saat tim PNPM desa Gador melaksanaan penggalian gagasan di tiap dusun. Tim
menemukan satu potensi sumber air yang letaknya di wilayah bagian bawah dari
dusun Pingit Kidul, yakni ada satu sumur yang sudah teruji bertahun tahun tidak
pernah kering meskipun saat kemarau panjang. Namun permasalahan yang dihadapi
adalah bagaimana mengalirkan air ini ke dusun Bonpal dan Pingit kidul karena
posisi dua dusun tersebut diatas sumber mata air.
Untuk dapat mengaliri dusun Bonpal dan
dusun Pingit kidul tentu letak bak penampungan air haruslah berada ditempat
yang paling tinggi di dusun Pingit kidul. Setelah menentukan tempat bak
penampungan air, tim mengukur jarak antara mata air dan bak penampungan adalah
400m. Beda tinggi (vertikal) antara mata air dan bak penampungan adalah 70 m,
pengukuran dilakukan manual dengan selang timbang dan meteran.
Dari hasil konsultasi dengan
Fasilitator teknik kecamatan di dapatkan hasil bahwa untuk pemompaan air dengan
beda ketinggian tersebut bisa dilaksanakan salah satunya menggunakan pompa
submersibel. Tim melakukan survey ke beberapa distributor pompa submersibel di
Tulungagung dan Blitar namun belum di
dapat informasi yang pasti mengenai spesifikasi pompa yang bisa digunakan.
Setelah konsultasi ke PT. Grundfos Indonesia perwakilan Surabaya di dapat
informasi spesifikasi pompa submersibel yang tepat sesuai kondisi yang ada di
dusun Pingit yakni tipe SQ3. Sayangnya tipe tersebut barangnya tidak tersedia, jadi harus inden ke pabrik di
Denmark sehingga pemesanan membutuhkan waktu 3 bulan.
Satu hal yang lumayan menyita energi
tim adalah saat survey awal. Untuk mendapatkan data beda tinggi (vertikal) antar pathok jalur pipa distribusi
air sepanjang 3 km, dilakukan dengan cara manual menggunakan selang timbang dan
meteran. Untuk mendapatkan hasil yang akurat pengukuran dilakukan dua kali
dengan didampingi Fasilitator Teknik Kecamatan.
Setelah pekerjaan TPK selesai dan air
sudah mengalir, dengan swadaya pengadaan pipa, water meter dan kran warga bisa
mengakses layanan air bersih ke rumah masing-masing. Saat ini terdapat 110
Kepala Keluarga (KK) dari dusun Bonpal dan Pingit Kidul menikmati sarana air
bersih yang dibangun PNPM Mandiri Perdesaan. Biaya yang dibebankan ke warga
cukup ringan, yakni mulai Rp. 16.500 per bulan. Untuk pemakaian dalam kapasitas
besar ada tambahan beban pembayaran yang dihitung sesuai dengan jumlah kubikasi
air yang dipakai. Tentu beban biaya ini cukup murah dan terjangkau oleh kemampuan
warga. Setelah TPK melaksanakan kegiatan
Musyawarah Desa Serah Terima (MDST), pengelolaan sarana air bersih yang telah
dibangun dilaksanakan oleh Tim Pengelola Pemeliharaan Prasarana (TP3) yang bertanggungjawab kepada pemerintahan
desa Gador. Sebagian hasil digunakan untuk pemeliharaan dan penambahan jaringan
sehingga beberapa warga dusun Krajan bisa ikut menikmati sarana air bersih
murah yang dibangun PNPM Mandiri Perdesaan.
Dampak positif dari adanya bangunan
sarana air besih ini selain meningkatnya taraf kesehatan warga juga terjadi
peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat. Beberapa lapangan pekerjaan baru
muncul di dusun Bonpal dan Pingit Kidul, diantaranya adanya pedagang makanan
dan minuman, dan home industri pembuatan batu bata. Sebagian besar pembuatan
batu bata dilaksanakan ibu-ibu sebagai usaha sampingan membantu menambah
penghasilan suami untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Untuk menambah modal
usaha kelompok ibu-ibu dusun bonpal mengajukan bantuan pinjaman modal melalui
program kegiatan SPP Perguliran ke UPK PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan
Durenan. Hingga saat ini tercatat ada 5 kelompok SPP perguliran di dusun Bonpal
desa Gador.
Warga dusun Bonpal dan dusun Pingit Kidul
merasakan betul manfaat dari adanya kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di desa
Gador. Salah seorang warga bernama Lasirin yang berprofesi sebagai pedangan
bakso keliling mengungkapkan, “ PNPM mendatangkan keberkahan kepada keluarga
kami. Untuk keperluan air bersih kini kami tinggal putar kran, tidak perlu
mengambil dari jauh. Untuk penambahan modal kami mendapatkan bantuan pijaman
SPP dengan jasa yang sangat ringan bahkan tidak perlu jaminan. Alhamdulillah
usaha kami sekarang lebih lancar. Terimakasih PNPM “.
Penulis : Nurrofiq FK Bendungan
Senin, 03 Februari 2014
SURPLUS UPK SEMAKIN BESAR
23.26
1 comment
Pada akhir tahun 2013 seluruh
pengurus UPK di Kabupaten Trenggalek melakukan tutup buku, dari proses tutup
buku tercatat jumlah surplus mencapai Rp 3.466.826.617 atau naik 24 % dibanding
tahun 2012 yang hanya mencapai Rp 2.800.992.785 Kondisi surplus taahun 2013
dimaasing-masing UPK adalah ;
KECAMATAN
|
JUMLAH SURPLUS
|
|||
TH 2012
|
TARGET TH 2013
|
CAPAIAN 2013
|
PROSENTASE
|
|
Karangan
|
308.518.956
|
285.285.800
|
364.045.015
|
128%
|
Suruh
|
135.058.854
|
223.706.250
|
251.093.624
|
112%
|
Panggul
|
386.283.110
|
412.687.000
|
434.870.845
|
105%
|
Tugu
|
172.016.810
|
149.923.000
|
171.974.057
|
115%
|
Pogalan
|
87.906.189
|
157.041.250
|
139.262.190
|
89%
|
Munjungan
|
270.081.235
|
323.875.000
|
309.059.740
|
95%
|
Kampak
|
180.866.274
|
196.966.976
|
199.326.267
|
101%
|
Bendungan
|
134.867.317
|
158.916.000
|
231.285.070
|
146%
|
Dongko
|
472.954.106
|
499.028.000
|
580.037.760
|
116%
|
Pule
|
433.354.291
|
455.655.200
|
465.109.687
|
102%
|
Durenan
|
95.753.457
|
103.026.600
|
117.657.227
|
114%
|
Watulimo
|
61.962.519
|
118.009.980
|
106.185.807
|
90%
|
Gandusari
|
61.369.667
|
92.139.500
|
96.919.328
|
105%
|
JUMLAH
|
2.800.992.785
|
3.176.260.556
|
3.466.826.617
|
109%
|
Sesuai dengan petunjuk teknis operasional pada penjelasan X disebutkan
bahwa surplus UPK dapat dialokasikan untuk kelembagaan maksimal 10 %, dana
sosial bagi RTM minimal 15 %, bonus UPK makismal 5 % atau 2 kali gaji (mana
yang lebih kecil), dan pemupukan modal mininal 50 %.
Proses pengalokasian dana surplus
dilakukan dan ditetapkan dalam Forum MAD Tahunan/ MAD Tutup buku yan g khusus
dilakukan untuk itu. Di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2014 ini pelaksanaan
MAD dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Tim Fasilitator
Kabupaten yaitu mulai tanggal 7 Januari hingga tanggal 30 Januari 2014.
Sebelum MAD Tahunan dilakukan
pada tanggal 3 – 25 Januari 2014, masing-masing kelembagaan di kecamatan
dilakukan pendampingan Perencanaan Kegiatan dan Keuangan oleh Faskeu dan
Faskab. Hal-hal yang dibahas selama proses
pendampingan adalah Penyusunan Rencana Kerja yang terlebih dahulu dilakukan
penjabaran Rencana Strategis Kelembagaan, dan penyusunan perencanaan keuangan
mulai dari penyusunan alokasi surplus (kelembagaan, dana sosial, surplus UPK
dan pemupukan modal), juga perencanaan Rencana Anggaran Biaya (RAB) operasional
UPK. Dalam penyusunan rencana keuangan
UPK direncanakan juga rencana penyaluran dana bergulir dan target capaian
surplus tahun 2014. Semoga rencana capaian surplus di tahun 2014 ini akan
sukses seperti tahun tahun 2013, dengan tetap ikhlas, semangat, displin,
dikelola secara terbuka dan jujur, menjauhkan diri dari tindakan korupsi dan
selalu kerja, kerja dan kerja. Alloh SWT akan meridhoi kerja keras kita.
Cak Noer – Faskab Pemberdayaan
Rabu, 08 Januari 2014
LOKAKARYA DAN PELATIHAN BKAD
20.10
No comments
BKAD
sebagai sebuah lembaga yang dibentuk atas dasar kesepakatan antar desa di satu
wilayah dalam satu kecamatan dengan tujuan untuk melindungi dan melestarikan
hasil-hasil PNPM – MP sangat dituntut
supaya mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi).
Hal itu
dikarenakan kemanfaatan hasil PNPM – MP tersebut agar dapat eksis dengan optimal dan maksimal secara continue
di tengah-tengah masyarakat sebagai pemanfaat langsung dari setiap programnya.
Sebagai badan kerjasama antar desa, fungsi perencanaan strategis, pengelolaan
kegiatan, pengawasan dan evaluasi kinerja telah menjadi tupoksi yang
benar-benar harus di realisasikan.
Dengan
tugasnya sebagai pihak pemerhati social tersebut diatas, tentunya harus
diiringi pula kompetensi dari setiap pengurusnya. Baik hal itu mulai dari
tentang strategi rencana pengembangan hasil program sampai pada evaluasi
kinerja lembaga pengelola kegiatan dalam pengelolaan program tersebut.
Permasalahan yang semakin bermunculan dalam dinamika kerjanya dan keterbatasan
kemampuan setiap pengurus BKAD menjadi kendala dalam hal ini.
Kompetensi setiap pengurus dalam melaksanakan
tupoksinya yang harus di miliki itu hanya bisa dipenuhi melalui pelatihan, baik
tentang peningkatan kapasitas pengurus dengan kompetensinya yang dirasa lemah
dan kurang kompeten dalam melaksanakan setiap tugasnya maupun tentang
pengembangan kelembagaan BKAD itu sendiri.
Kegiatan
Lokakarya dan pelatihan ini memiliki tujuan Meningkatkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan pengurus BKAD dan kelembagaan lainnya dalam pengeloaan dan
pengembangan kelembagaan. Hasil dari kegiatan ini adalah kelembagaan di
kecamatan yaitu BKAD, UPK dan BP-UPK memiliki rencana strategis dan rencana
kerja. Rencana
Strategis yang disusun dikembangkan melalui kegiatan analisis SWOT, dari hasil
hasil analisis SWOT ini untuk selanjutnya dikembangkan menjadi Rencana
Strategis kelembagaan sebagai bentuk rencana jangka menengah kelembangaan. Pada
penyusunan rencana kerja (renja) kelembagaan mengembangkan dari rencana
strategis.
Lokakarya
dan pelatihan BKAD dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 8 dan 9 Januari 2014
bertempat di Balai Diklat Aparatur Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Kegiatan Tanggal 8
Januari 2014 diikuti oleh
BKAD, BP-UPK dan FK Kecamatan Panggul,
Dongko, Pule, Karangan, Bendungan, Munjungan dan pada tanggal 9 Januari 2014 diikuti Kecamatan Suruh, Tugu, Pogalan, Durenan, Gandusari,
Kampak, Watulimo. Materi
yang dibahas pada kegiatan ini adalah Peran BKAD dalam pemantauan pelaksanaan
dan pemeliharaan sarana/prsarana, Evaluasi Pengelolaan dana Bergulir, Persiapan
MAD tahunan, Penyusunan Renstra dan Renja Kelembagaan, Diskusi penyusunan
Renstra dan Renja Kelembagaan. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah tersusunnya Rencana Strategis dan Rencana Kerja
Kelembagaan.
(Caknoer Fas-Kab Pemberdayaan Kab. Trenggalek)
(Caknoer Fas-Kab Pemberdayaan Kab. Trenggalek)