10 November, masih ingatkah...???
Merupakan salah satu tanggal
bersejarah dalam perjalanan kehidupan Bangsa Indonesia. Kita, generasi muda penerus
perjalanan bangsa dan negara senantiasa tertanam dalam jiwa betapa besar pengorbanan pada
pejuang terdahulu yang rela mengorbankan harta, jiwa dan segalanya demi
mewujudkan tujuan mengusir
penjajah dari bumi Indonesia. Pemerintah Indonesia secara tegas menetapkan tanggal 10 November sebagai “Hari
Pahlawan”.
Berbicara pahlawan identik dengan
perjuangan,
perjuangan yang secara universal diartikan sebagai bentuk kegiatan “positif” untuk mewujudkan tujuan yang mulia. Masa
sekarang yang perlu kita perjuangkan secara maraton dan estafet adalah
ikut dan mau melakukan kegiatan positif dengan semangat 10 november sehingga
bisa membantu dan bahkan mengharumkan nama besar Bangsa Indonesia. Banyak cara untuk
berjuang agar pengorbanan pahlawan 10 november tidak sia-sia. Banyak cara,
katakanlah melakukan kegiatan di lingkup yang kecil yaitu refleksi diri
terhadap kegiatan keseharian kita, lingkungan kita, pekerjaan kita apa yang sudah kita
kerjakan sudah banyak manfaatnya atau mudharatnya..????
Dalam keluarga kita harus
berjuang memberi teladan yang baik yang positif kepada anak, istri, saudara, dalam
lingkungan kita selalu ikut aktif dalam kegiatan bermasyarakat, bersosialisasi
yang baik. Ada masalah diselesaikan dengan musyawarah, mengedepankan akal pikiran
yang sehat sehingga tercipta kerukunan antar tetangga dan masyarakat.
Dalam dunia kerja kita wajib melakukan
pekerjaan dengan benar, jujur, disiplin, bertanggungjawab dan tidak KKN yang
kesemuanya adalah salah satu langkah perjuangan karena hal itu tidak mudah. Sekarang
ini tren yang berkembang KKN secara “berkelompok”. Hasil penyeledikan KPK yang membuat
kita miris mayoritas dilakukan pejabat penyelenggara negara dan wakil rakyat yang
di mulut mereka selalu bilang jabatan amanah. Ironis.
Tapi sudahlah itu biar diurus
KPK yang merupakan malaikat pembunuh bagi koruptor dan wajah pahlawan bagi
rakyat Indonesia.
Secara teori kita harus
berbicara berimbang, pemerintah memang perlu dikritisi dan kadang juga diakui
tidak semua pejabat dan program pemerintah busuk. Banyak program pemerintah
yang tersiar dan terendus media cetak dan elektronik salah sasaran, dana tidak
jelas alokasi dan lokasinya. Namun tidak semua program pemerintah seperti itu,
contohnya PNPM Mandiri Perdesaan, salah program unggulan Pemerintah RI yang
dirasakan manfaatnya oleh rakyat Indonesia di pelosok negeri ini yang mayoritas
rumah tangga miskin. Program ini dijalankan pola pemberdayaan dengan ujung
tombak Fasilitator Kecamatan (FK). Kemampuan fasilitator adalah kunci keberhasilan program. Program ini dilaunching Pemerintah RI tahun
2007. Banyak fakta yang kita ketahui dan tidak mungkin saya sebut satu persatu
namun secara global program ini sangat dibutuhkan masyarakat miskin. Hasil
program jelas lokasinya dan yang tidak
kalah penting asset program sangat dibutuhkan masyarakat miskin karena usulan yang
diajukan berangkat dari potensi masalah masyarakat dan sumberdaya yang ada dalam rangka
mencari solusi masalah agar usulan sesuai kebutuhan mereka. Dana program disediakan
pemerintah berdasarkan tingkat populasi masyarakat miskin dan dalam perhitungan
dana masyarakatlah yang membuat dan didampingi fasilitator. Sehingga banyak
pengalaman positif yang ditulis pemanfaat program terhadap keberadaan program Pemerintah RI yaitu PNPM
Mandiri Perdesaan.
klik http://pnpm-jatim.blogspot.com/
Sama halnya dengan kalangan masyarakat, pemerintah dan wakil rakyat sewajibnya berjuang untuk melakukan segala apa yang menjadi kewajiban
mereka dan memperjuangkan rakyat Indonesia di pelosok negeri yang “belum merdeka”. Para pejabat dan wakil rakyat wajib memenuhi kesejahteraan rakyat dengan kesungguhan hati sesuai perintah agama “jabatan
amanah” dengan lebih sering monitoring ke daerah dan berkomunikasi dengan
konstituennya.
Tidak hanya sekedar dengan mengucapkan selamat namun ada banyak
hal penting yang perlu diperjuangkan oleh para petinggi negara dan wakil rakyat. Mirisnya,
jika dulu pejuang kita rela meninggalkan keluarga demi mewujudkan negara yang
merdeka dan bebas dari penjajahan bahkan mereka rela untuk tidak makan dan tidur. Para pejabat negara dan wakil rakyat sekarang malah banyak mementingkan keluarga dan golongannya, apakah ini bisa dinamakan dengan
“Melanjutkan Perjuangan Para Pahlawan?”.
Untuk melanjutkan perjuangan tersebut, sebagai warga negara yang cinta bangsa dan negara sudah saatnya kita mengarahkan seluruh
aktifitas kita untuk lebih menghasilkan suatu nilai yang bermanfaat baik bagi
diri sendiri dan orang lain.
Hari Pahlawan bukanlah untuk sekedar mengenang perjuangan pahlawan. Sebagai warga Indonesia kita harus ikut melanjutkan, mengembangkan, memerdekakan apa yang belum merdeka dan berkarya demi bangsa yang terus berkembang dan maju.
Hari Pahlawan bukanlah untuk sekedar mengenang perjuangan pahlawan. Sebagai warga Indonesia kita harus ikut melanjutkan, mengembangkan, memerdekakan apa yang belum merdeka dan berkarya demi bangsa yang terus berkembang dan maju.
0 comments:
Posting Komentar