Jumat, 08 November 2013

Memaknai Hari Pahlawan

10 Novembermasih ingatkah...??? 

Merupakan salah satu tanggal bersejarah dalam perjalanan kehidupan Bangsa Indonesia. Kita, generasi muda penerus perjalanan bangsa dan negara senantiasa tertanam dalam  jiwa betapa besar pengorbanan pada pejuang terdahulu yang rela mengorbankan harta, jiwa dan segalanya demi mewujudkan tujuan mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Pemerintah Indonesia secara tegas menetapkan tanggal 10 November sebagai “Hari Pahlawan”.
Berbicara pahlawan identik dengan perjuangan, perjuangan yang secara universal diartikan sebagai bentuk kegiatan “positif” untuk mewujudkan tujuan yang mulia. Masa sekarang yang perlu kita perjuangkan secara maraton dan estafet adalah ikut dan mau melakukan kegiatan positif dengan semangat 10 november sehingga bisa membantu dan bahkan mengharumkan nama besar Bangsa Indonesia. Banyak cara untuk berjuang agar pengorbanan pahlawan 10 november tidak sia-sia. Banyak cara, katakanlah melakukan kegiatan di lingkup yang kecil yaitu refleksi diri terhadap kegiatan keseharian kita, lingkungan kita, pekerjaan kita apa yang sudah kita kerjakan sudah banyak manfaatnya atau mudharatnya..????
Dalam keluarga kita harus berjuang memberi teladan yang baik yang positif kepada anak, istri, saudara, dalam lingkungan kita selalu ikut aktif dalam kegiatan bermasyarakat, bersosialisasi yang baik. Ada masalah diselesaikan dengan musyawarah, mengedepankan akal pikiran yang sehat sehingga tercipta kerukunan antar tetangga dan masyarakat.
Dalam dunia kerja kita wajib melakukan pekerjaan dengan benar, jujur, disiplin, bertanggungjawab dan tidak KKN yang kesemuanya adalah salah satu langkah perjuangan karena hal itu tidak mudah. Sekarang ini tren yang berkembang KKN secara “berkelompok”. Hasil penyeledikan KPK yang membuat kita miris mayoritas dilakukan pejabat penyelenggara negara dan wakil rakyat yang di mulut mereka selalu bilang jabatan amanah.  Ironis.
Tapi sudahlah itu biar diurus KPK yang merupakan malaikat pembunuh bagi koruptor dan wajah pahlawan bagi rakyat Indonesia.
Secara teori kita harus berbicara berimbang, pemerintah memang perlu dikritisi dan kadang juga diakui tidak semua pejabat dan program pemerintah busuk. Banyak program pemerintah yang tersiar dan terendus media cetak dan elektronik salah sasaran, dana tidak jelas alokasi dan lokasinya. Namun tidak semua program pemerintah seperti itu, contohnya PNPM Mandiri Perdesaan, salah program unggulan Pemerintah RI yang dirasakan manfaatnya oleh rakyat Indonesia di pelosok negeri ini yang mayoritas rumah tangga miskin. Program ini dijalankan pola pemberdayaan dengan ujung tombak Fasilitator Kecamatan (FK). Kemampuan fasilitator adalah kunci keberhasilan program. Program ini dilaunching Pemerintah RI tahun 2007. Banyak fakta yang kita ketahui dan tidak mungkin saya sebut satu persatu namun secara global program ini sangat dibutuhkan masyarakat miskin. Hasil  program  jelas lokasinya dan yang tidak kalah penting asset program sangat dibutuhkan masyarakat miskin karena usulan yang diajukan berangkat dari potensi masalah masyarakat dan sumberdaya yang ada dalam rangka mencari solusi masalah agar usulan sesuai kebutuhan mereka. Dana program disediakan pemerintah berdasarkan tingkat populasi masyarakat miskin dan dalam perhitungan dana masyarakatlah yang membuat dan didampingi fasilitator. Sehingga banyak pengalaman positif yang ditulis pemanfaat program terhadap keberadaan program Pemerintah RI yaitu PNPM Mandiri Perdesaan. 
klik http://pnpm-jatim.blogspot.com/

Sama halnya dengan kalangan masyarakat, pemerintah dan wakil rakyat sewajibnya berjuang untuk melakukan segala apa yang menjadi kewajiban mereka dan memperjuangkan rakyat Indonesia di pelosok negeri yang “belum merdeka”. Para pejabat dan wakil rakyat wajib memenuhi kesejahteraan rakyat dengan  kesungguhan hati sesuai perintah agama “jabatan amanah” dengan lebih sering monitoring ke daerah dan berkomunikasi dengan konstituennya.
Tidak hanya sekedar dengan mengucapkan selamat  namun ada banyak hal penting yang perlu diperjuangkan oleh para petinggi negara dan wakil rakyat. Mirisnya, jika dulu pejuang kita rela meninggalkan keluarga demi mewujudkan negara yang merdeka dan bebas dari penjajahan bahkan mereka rela untuk tidak makan dan tidur. Para pejabat negara dan wakil rakyat sekarang malah banyak mementingkan keluarga dan golongannya, apakah ini bisa dinamakan dengan “Melanjutkan Perjuangan Para Pahlawan?”.
Untuk melanjutkan perjuangan tersebut, sebagai warga negara yang cinta bangsa dan negara sudah saatnya kita mengarahkan seluruh aktifitas kita untuk lebih menghasilkan suatu nilai yang bermanfaat baik bagi diri sendiri dan orang lain.
Hari Pahlawan bukanlah untuk sekedar mengenang perjuangan pahlawan. Sebagai warga Indonesia kita harus ikut melanjutkan, mengembangkan, memerdekakan apa yang belum merdeka dan berkarya demi bangsa yang terus berkembang dan maju.

0 comments:

Posting Komentar