Jumat, 13 Desember 2013

PNPM GSC SUKSESKAN WAJIB BELAJAR 9 TAHUN

Wajib belajar sembilan tahun memang sudah menjadi agenda pemerintah sejak lama, namun demikian bagi masyarakat di wilayah pinggiran seperi halnya di Desa Tanggaran Kecamatan Pule, masih banyak yang belum mengenyam pendidikan sampai tingkatan SMP. Akan tetapi sejak tahun 2007 Desa yang berpenduduk ± 5.347  ini sedikit demi sedikit dapat mengikuti pendidikan tersebut. Ini semua dapat terlaksana berkat  adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Generasi Sehat dan Cerdas, yang memang secara langsung bergerak dibidang pendidikan dan kesehatan. Utamanya bidang pendidikan PNPM Generasi sangat bermanfaat bagi mereka-mereka yang mempunyai nasib  kurang beruntung, salah satu anak yang ditangani program ini adalah Prastowo yaitu anak dari Pasangan Almarhum Parni dan Martini, anak ini sejak SD prestasinya memang diatas rata-rata, mengingat perekonomian keluarganya yang sulit, meskipun ia lulus SD dengan peringkat pertama tetap dibenaknya wajib belajar sembilan tahun menjadi sebuah gambaran semu. Biaya sekolah yang tinggi ditambah jarak tempuh dengan sekolah yang jauh  bagi keluarganya sangat memupus cita-citanya. Tapi berkat adanya PNPM GSC, impian Prastowo yang mengenyam pendidikan ditingkat SMP kini sudah terjawab, beban ekonomi yang menjadi kendala pendidikanya selama ini setidaknya bisa  terkurangi. Terlaksananya program ini tidak lepas dari peran para pelaku PNPM  GSC Desa Tanggaran yang selalu aktif memantau perkembangan sasaran program. Akhir tahun pelajaran ini benar-benar menjadi momen yang ditunggu oleh Prastowo. Bantuan sepatu, Tas, Buku, dan uang transport Rp. 50.000,- perbulan yang ia dapat selama 3 tahun terbukti  menjadi sebuah motivasi belajar yang tinggi. Kesuksesan wajib belajar sembilan tahun yang menjadi impiannya benar-benar terlaksana. Disinilah masalah baru muncul kembali setelah pendidikan ditingkatan SMP mampu ia selesaikan, ia berkeinginan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi  tapi apa boleh dikata perekonomianya tidak mampu mendukung, si Pras pangilan akrabnya tidak mampu duduk di jenjang SMA, para pelaku program tidak mampu berbuat banyak karena Petunjuk Teknis Operasional Program belum ada untuk jenjang SMA,  kedepan yang menjadi harapan semua kalangan PTO untuk jenjang tersebut diadakan untuk mengatasi polemik pendidikan di negeri ini bagi mereka yang hidup di garis kemiskinan. 
Penulis (Eko. W- Pule)

0 comments:

Posting Komentar