Wajib
belajar sembilan tahun memang sudah menjadi agenda pemerintah sejak lama, namun
demikian bagi masyarakat di wilayah pinggiran seperi halnya di Desa Tanggaran
Kecamatan Pule, masih banyak yang belum mengenyam pendidikan sampai tingkatan SMP.
Akan tetapi sejak tahun 2007 Desa yang berpenduduk ± 5.347 ini sedikit demi sedikit dapat mengikuti
pendidikan tersebut. Ini semua dapat terlaksana berkat adanya Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Generasi Sehat dan Cerdas, yang memang secara langsung bergerak dibidang pendidikan
dan kesehatan.
Utamanya bidang pendidikan PNPM Generasi sangat bermanfaat bagi mereka-mereka yang mempunyai nasib kurang beruntung, salah satu anak yang ditangani program ini adalah Prastowo yaitu anak
dari Pasangan Almarhum Parni dan Martini, anak ini sejak SD
prestasinya memang diatas rata-rata, mengingat perekonomian keluarganya yang sulit, meskipun ia lulus SD dengan
peringkat pertama tetap dibenaknya wajib belajar sembilan tahun menjadi sebuah
gambaran semu. Biaya sekolah yang tinggi ditambah jarak tempuh dengan sekolah
yang jauh bagi keluarganya sangat
memupus cita-citanya. Tapi berkat adanya PNPM GSC, impian Prastowo yang
mengenyam pendidikan ditingkat SMP kini sudah terjawab, beban ekonomi yang
menjadi kendala pendidikanya selama ini setidaknya bisa terkurangi. Terlaksananya program ini tidak lepas dari peran
para pelaku PNPM GSC Desa Tanggaran yang selalu aktif
memantau perkembangan sasaran program. Akhir
tahun pelajaran ini benar-benar menjadi momen yang ditunggu oleh Prastowo.
Bantuan sepatu, Tas, Buku, dan uang transport Rp. 50.000,-
perbulan yang ia dapat selama 3 tahun terbukti
menjadi sebuah motivasi
belajar yang tinggi. Kesuksesan wajib belajar sembilan tahun yang menjadi
impiannya
benar-benar terlaksana. Disinilah masalah baru muncul kembali setelah
pendidikan ditingkatan SMP mampu ia selesaikan, ia berkeinginan melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi tapi apa boleh dikata
perekonomianya tidak mampu mendukung, si Pras pangilan akrabnya tidak mampu
duduk di jenjang SMA, para pelaku program tidak mampu berbuat banyak karena
Petunjuk Teknis Operasional Program belum ada untuk jenjang SMA, kedepan yang menjadi harapan semua kalangan
PTO untuk jenjang tersebut diadakan untuk mengatasi polemik pendidikan di negeri ini bagi mereka
yang hidup di garis kemiskinan.
Penulis (Eko. W- Pule)
0 comments:
Posting Komentar