Jumat, 09 November 2012

KREATIFITAS PELAKU PROGRAM

Berawal dari besarnya pengendapan dana Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) di bank, kreatifitas/ide dan kepedulian bermunculan dari fasilitator dan pengurus UPK sebagai bentuk tanggungjawab moral yang diharapkan berkembang seiiring banyaknya hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program. Sosialisasi program yang didengungkan oleh pelaku program  harus terus dilakukan. Banyak cara dan media untuk itu, sebagai contoh Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek memasang banner dan poster-poster yang bertujuan untuk mengajak dan memberi tahu apa sebenarnya PNPM-MPd. Salah satu posternya kali ini Tim PNPM Kecamatan terus berupaya agar dana pinjaman/perguliran SPP/UEP dapat diserap masyarakat dengan jargon-jargon pinjaman tanpa agunan / tanggungrenteng yang memudahkan masyarakat miskin bisa menjadi pemanfaat langsung dari dana program.
Pemanfaat dana pinjaman/perguliran SPP/UEP adalah kategori masyarakat rumah tangga miskin produktif untuk penambahan modal usaha dan bukan untuk kebutuhan konsumtif agar tidak terjadi hambatan dalam pengembalian pinjaman SPP/UEP. Hal demikian sudah berjalan dari tahun ke tahun, namun begitu banyak karakter manusia di dunia ini yang bisa menyebabkan tujuan program tidak bisa berjalan seutuhnya. Banyak kasus tunggakan hingga penyalahgunaan dana terjadi di sekian banyak lokasi. Hal ini yang menjadi perhatian khusus Tim PNPM Kecamatan untuk lebih selektif dalam pemberian pinjaman/perguliran dana SPP/UEP ke masyarakat. Karakter masyarakat inilah yang membuat pelaku program cenderung pesimis untuk memberi pinjaman/perguliran SPP/UEP. Berdasar informasi dari Spesialis Microfinance RMC IV Jawa Timur idle fund dialami banyak lokasi kegiatan PNPM-MPd.
Konsep program sangat tepat dan bijak, namun dalam teknis pelaksanaannya di sekian banyak lokasi kegiatan sering ditemui kendala utamanya dalam pembahasan  pinjaman/perguliran SPP/UEP. PNPM-MPd tidak hanya satu atau dua tahun berjalan, bukan hanya pemberian hibah dana infrastruktur namun juga pinjaman dan perguliran dana SPP/UEP. Program ini terus dikucurkan pemerintah agar pemerataan pembangunan bisa berjalan. Pembangunan sarana pendukung kebutuhan masyarakat mulai jalan, jembatan, pasar, layanan pendidikan, layanan kesehatan terlaksana dan berjalan lancar. Meskipun banyak perdebatan pengkategorian kelompok masyarakat miskin, hampir miskin dan sangat miskin. Negara berkembang memang butuh dana yang lebih besar dan tepat sasaran agar masyarakat miskin meningkat kesejahteraanya. Pemangku kepentingan terus berupaya memperjuangkan suara jeritan – jeritan kaum terpinggirkan yang hampir tidak pernah terjamah program secara langsung dengan terus mengucurkan dananya ke pelosok nusantara agar prosentase tingkat kemiskinan berkurang salah satunya melalui PNPM-MPd.

Menurutmu, apakah PNPM-MPd solusi untuk peningkatan kesejahteraan rumah tangga miskin ???

0 comments:

Posting Komentar